Sudahkah
kita menghargai kekayaan biawak kita dengan cara menjaga
kelestariannya? Wow, jawaban dan ceritanya tidak mungkin dipersingkat.
Baiklah, tetapi saya harus mencoba untuk tidak membuat pembaca blog ini
bosan. Pada dasarnya, kesinambungan perdagangan biawak sebagai komoditi
ekspor tidak mungkin lepas dari ketersediaan biawak liar. Namun
demikian, kajian tentang "stok" di alam dan dinamika populasinya di alam
terbilang nihil. Itu logikanya. Prakteknya? Memang, rasanya apresiasi
terhadap kekayaan keanekaragaman hayati di nusantara tercinta ini secara
umum sangat minimal. Tak kenal maka tak sayang. Tak kenal biawak, maka
tak sayang biawak.
Sangat
mencengangkan kala itu di tahun 1990an, ketika para peneliti Jerman dan
Amerika Serikat berhasil mengungkap satu persatu kekayaan biawak kita
di Indonesia Timur, khususnya dari Pulau Halmahera. Akankah penemuan
jenis baru biawak dilakukan oleh sekelompok orang di negara lain lagi?
Lalu bagaimana kah cara kita menunjukkan kepedulian terhadap aset negara
kita sendiri?
Sampai
saat ini saya hanya bisa bermimpi, berada di Indonesia Timur dan
melakukan penelitian tentang biawak. Berada di Indonesia Timur, Surga
Dunia Biawak, dan mempropagandakan kecintaan kepada kekayaan sumberdaya
alam hayati di negeri sendiri. Berada di Indonesia Timur, dan merasakan
indahnya memberikan nuansa ilmiah di wilayah yang bisa dibilang
tertinggal ini.
untuk yang belum mengetahui Surga Dunia Biawak Indonesia Part 2. kunjungi informasi kami sebelumnya.
Sekian
mimpi hari ini. Sekarang saya akan melanjutkan menulis sebuah artikel,
apalagi kalau bukan tentang biawak Indonesia. Peace!
|
-visit us: @Mr_ikky and Friends- |
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar